Bila mendengar kata literasi mungkin ada yang bertanya-tanya apa sih literasi itu karena literasi telah telah menjadi kata kunci dalam pembahasan atau “trending topic” atau “bahasan populer” masa kini baik di dalam keluarga ataupun di masyarakat. Pada lembaga penyelenggara pendidikanpun literasi menjadi topik yang menantang untuk dibicarakan dan dilaksanakan. Menarik bukan?
Mungkin ada sebagian orang yang belum memahami literasi. Untuk itu marilah kita runut makna dalam tata bahasa lebih luas. Kata “literacy” itu sendiri berasal dari bahasa latin, kata yang memiliki kata dasar “littera” atau “huruf” yang memiliki makna bagaimana kita memahami tulisan dan hal-hal yang menyertainya. Maka makna kata “literasi” dapat kita artikan kemampuan membaca dan menulis serta mengolah bahkan memahami ide-ide yang disampaikannya.
Di era kekinian “Literasi” telah mejadi hal menarik untuk dibicarakan apalagi setelah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga , Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan telah memberikan arahan dan dukungan untuk edukasi pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan di masa kini. Sehingga literasi telah menjadi gerakan nasional yang disambut baik oleh keluarga sebagai penyelenggara pendidikan di lingkup terkecil ataupun dilaksanakan di lembaga penyelenggara pendidikan secara kompak serentak bahkan telah menjadi gaya literasi gaya orang-tua masa kini. Dimana orang-tua secara aktif mendukung gerakan membacakan buku untuk anak baik di rumah ataupun di sekolah. Tak heran jika perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum menjadi incaran orang-tua untuk mendapatkan bahan bacaan untuk menambah koleksi cerita untuk anak, bahkan toko bukupun akan meningkat omset pendapatan dari penjualan buku karena gaya literasi masyarakat kini sudah “booming” atau “populer”.
Gaya literasi orang-tua akan berpengaruh terhadap gaya literasi anak, untuk itu perlu dingat bahwa gaya literasi yang hanya memanfaatkan layanan digital saja dengan tanpa pertimbangan batasan waktu akan berdampak negatif juga untuk kesehatan kita terutama kesehatan mata. Hal ini kurang bagus untuk perkembangan fisik anak. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah efek dari konten-konten yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak dengan demikian akan mempengaruhi perkembangan psikis anak.
Selain literasi
digital ada jenis literasi lain yaitu literasi buku fisik. Sudahkah anda memahami
apa buku fisik itu dan manfaat bagi pembacanya. Untuk menambah wasasan bagi
yang belum paham tentang buku fisik maka anda saya ajak memahaminya. Kita
langsung mengarah pada definisinya. Buku fisik adalah buku dalam bentuk
sesungguhnya buku yang tercetak di kertas atau media lain berbeda dengan buku
digital yang hanya menampilkan tulisan di media elektronik.
Menggunakan literasi
buku fisik memiliki efek yang luar biasa. Mengapa demikian, membaca literasi
buku fisik akan memberikan terapi khusus untuk memusatkan perhatian jauh lebih
detil dan kesehatan psikologis lebih mendalam. Karena begitu banyaknya manfaat
buku fisik bahwa buku fisik masih sangat diperlukan di dunia pendidikan. Uniknya
lagi buku fisik pun masih memiliki aura tersendiri dan mengundang ketertarikan
untuk lebih tahu secara mendalam dan buku itu sendiri memiliki ruh yang bisa
memuaskan hati pembacanya. Wow!.
Buku fisik bagi
dunia pendidikan sangat penting. Namun digitalisasi buku sudah semakin merebak
di Indonesia bahkan di dunia. Inilah fenomena yang unik dan menarik. Mampukah
kita menyeimbangkan kebutuhan itu?. Ini merupakan kebijakan individual dalam
berliterasi tentunya.
Era digitalisasi
memberikan tawaran kepada masyarakat untuk lebih mudah mendapat layanan
literasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi dunia
pendidikanpun telah bertranformasi mengikuti perkembangan jaman menuju era
digitalisasi. Internet merupakan salah satu media untuk penyampaian komunikasi
digital tersebut.
Untuk itu tidak
ragu lagi untuk tidak melupakan gaya literasi konvensional yaitu membaca buku
fisik dan tetap menikmati dan memanfaatkan literasi digital yang menawarkan
akses literasi lebih cepat untuk suatu gaya literasi moden.
Kita menyadari menjadi
keluarga pecinta literasi akan merasakan hidup lebih bermakna dan berwarna.
Gaya lierasi, gaya orang-tua masa kini yang ideal adalah gaya yang tak pernah
“out off balance” dalam bahasa Inggris atau tidak seimbang, dalam bahasa jawa “njomplang”
dalam memadukan gaya literasi.
Tetap dalam dua
gaya litersi yaitu literasi buku konvensional atau buku fisik dan literasi
digital akan memberikan corak budaya literasi yang penuh warna dan dinamika di
komunitas keluarga sebagai fundasi kekuatan bangsa menyongsong era globalisasi
literasi.
Jika anda adalah
orang-tua pendukung gerakan literasi
maka saya yakin anda berani tantangan dalam mensukseskan literasi. Tunjukkan gaya
literasi anda, dalam “Gaya Literasi, Gaya Orang-tua masa kini”.
Salam Literasi,
#Sahabat Keluarga
Salam Literasi,
#Sahabat Keluarga
Ikutan gaya ah...gaya literasi gaya orang tua masa kini ...salam literasi
BalasHapusBoleh....mari gaya bersama...gaya literasi gaya orang tua masa kini...salam jari L
BalasHapusSangat menginspirasi🖒
BalasHapusSalam literasi
Artikelnya bisa membantu ibu" yang belum menerapkan gaya literasi ke anak nya, dan ini sangat mebantu ..
BalasHapusSalam literasi..
Semoga sahabat keluarga terutama ibu ibu peduli terhadap literasi keluarga kareba ibu sebagai guru bagi anaknya harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anaknya.salam literasi
BalasHapusSangat menginspirasi bagi para orang tua. Nah! Bisa langsung diterapkan..
BalasHapusSalam literasi..
Bagimna hlnybila orangtua yang mengabikan literasi anknya?
BalasHapusPendukungan literasi orang tua untuk anak seperti halnya memberikan nutrisi gizi semakin tinggi nilai asupan gizi yang diterima anak maka tumbuh kembang anak akan lebih baik begitu pula halnya literasi semakin kuat orang tua memberikan arahan literasi yang baik dan benar maka kecerdasan anak akan semakin optimal. Semangat berliterasi, salam literasi untuk para Sahabat Keluarga.
BalasHapus